Limapuluhkota,gerindrasumbar.id – Pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting hingga 14% pada tahun 2024 mendatang. Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan kerja keras semua pihak mulai dari pusat hingga nagari.
Untuk mendukung hal itu, Anggota komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama gencar melakukan sosialisasi bersama BKKBN provinsi Sumatera barat. Kali ini sosialisasi dilakukan di Gor Durti, nagari durian tinggi kecamatan kapur IX Kabupaten 50 Kota, 28/3.
Kedatangan politisi Gerindra mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Selain membahas isu stunting, Camat Kapur IX, Arizal Spd juga menyampaikan keluhan kepada Ade, diantaranya permasalahan infrastruktur. Daerah Kecamatan Kapur IX memiliki destinasi wisata yang sangat bagus, namun karena jauhnya jarak tempuh dan kondisi jalan kurang layak membuat pengelolaan objek wisata yang ada belum maksimal.
Disamping itu, Saat ini masyarakat juga dihadapi sejumlah permasalahan, diantaranya harga Gambir yang menurun dratis, sebelumnya satu kilogram gambir mencapai 150.000, namun sekarang turun menjadi 20.000/ kg, masyarakat berharap perhatian khusus dari anggota DPR RI Ade Rezki Pratama untuk mencarikan solusi agar harga Gambir kembali stabil.
Sejauh ini banyak bantuan yang telah dirasakan masyarakat di Kabupaten 50 kota, Rumah tidak kini menjadi layak, tidak ada jalan sekarang memiliki jalan, tinggal sekarang pembenahan objek wisata demi meningkatkan income perkapita, khususnya di Kecamatan Kapur IX, ujar Arizal mengakhiri sambutannya.
Untuk menekan angka stunting, berbagai strategi dilakukan pemerintah bersama kader dilapangan. Kepala DP2KBP3A Kabupaten 50 kota, dr Hj.Tien Septino M.kes menyampaikan, berdasarkan data SDGI tahun 2020 angka stunting di kabupaten lima puluh kota 8,28 % ,sehingga lima puluh kota menjadi salah satu locus stunting. DASHAT menjadi salah satu program pencegahan stunting.
“Data keluarga resiko stunting Di Kabupaten 50 kota mencapai 49, 364. Khusus di Kecamatan Kapur IX berjumlah 4.465 kk, dari tujuh nagari yang ada, nagari Sialang memiliki jumlah kk dengan resiko staunting tertinggi yakni 1.082 kk. Diakhir paparannya, Kepala DP2KBP3A berharap, Kader yang menangani stunting menjadi tim yang solid dan terpadu.
Peserta sosialisasi juga mendapatkan materi dari Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumater Barat , yang diwakili oleh Koordinator Adpin Drs.H Marda Yendri. Berdasarkan Hasil dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi Balita Stunting Sumatera Barat turun menjadi 23,3 % atau 4,2 % dari hasil SSGI tahun 2019 sebanyak 27,5 %.
Namun, target yang akan dicapai pada tahun 2024 cukup tinggi yaitu menjadi 14 %, sesuai dengan amanat Presiden yang disampaikan pada tanggal 25 Januari 2021 lalu.
Marda Yendri menambahkan, Penggarapan Program Bangga Kencana ini, tidak mungkin dilakukan oleh satu lembaga saja seperti BKKBN saat ini. Akan tetapi melibatkan lembaga, dinas dan mitra lainnya. Apalagi saat ini, dengan keluarnya Perpres no. 72 tahun 2021, tentang Percepatan Penurunan Stunting, banyak Kementrian dan Lembaga yang terlibat, mulai dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota bahkan sampai Desa dan Kelurahan, termasuk juga dari pihak swasta.
Untuk itu, perlu dukungan serta kerjasama yang baik dalam rangka mendukung Program Bangga Kencana di Sumatera Barat khususnya dalam Percepatan Penurunan Stunting, ujarnya mengakhiri.
Dalam Sosialisasi, Ade Rezki Pratama menyampaikan sejumlah kiat yang dapat dilakukan untuk menekan stunting, yakni Program BanggaKencana; meliputi Pembangunan keluarga dalam upaya untuk peningkatan ketahanan
dan kesejahteraan keluarga dilaksanakan dengan metode pendekatan siklus hidup melalui kelompok kegiatan (POKTAN) yang langsung menyentuh keluarga Indonesia. Dan Penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja;
Ade menambahkan, Percepatan Penurunan Stunting dilakukan Pranikah; dimana Pencegahan stunting dapat dilakukan pada pasangan yang merencanakan pernikahan. Setiap pasangan calon pengantin (catin)harus memahami beberapa hal yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga bayi yang lahir tidak dalam kondisi stunting.
Dilanjutkan Masa 1000HPK, karena jika Tidak memenuhi nutrisi optimal pada 1000 HPK anak bisa berdampak buruk terhadap pertumbuhan otak yang tidak optimal. Jika pertumbuhan otak tidak optimal, perkembangan kognitif anak pun akan terhambat. Ini dapat mulai dari Program bangga kencana.
Untuk Percepatan penurunan stunting juga perlu disiapkan bagaimana Menjadi orang tua hebat; Orangtua dalam hal ini ayah dan ibu harus berbagi peran dalam pengasuhan anak sesuai dengan porsinya masing-masing. Orang tua harus mampu menjaga anak dari pengaruh buruk media, orang tua harus benar benar mempersiapkan diri sebagai pengasuh anak yang baik. Terakhir, Orangtua harus memiliki konsep diri yang positif, artinya mampu memandang dirinya secara positif.
Jika hal tersebut dapat dilakukan oleh para orangtua dengan baik pada anak-anaknya, maka orang tua akan berhasil membawa anak sebagai generasi yang berkualitas dan berkarakter, tutur Ade.
Peserta sosialisasi juga mendapatkan materi dari Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI Bapak Noprijal MA. Untuk mencapai target penurunan stunting dibutuhkan komitmen bersama, khususnya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat Provinsi sampai Desa/Nagari/Kelurahan dengan tujuan untuk meningkatkan koordinasi, sinergitas, dan evaluasi penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting secara efektif, konvergen dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor di tingkat daerah.
Saat dikonfirmasi, Ade menyampaikan “Penurunan stunting sangatlah penting. Karena Untuk mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dituntaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045”.
Hadirnya anggota komisi IX DPR RI ke nagari durian tinggi melepas rasa rindu masyarakat. Selama ini Ade telah banyak membantu daerah kami, dan saat ini, sejumlah lahan di Kecamatan Kapur IX masih banyak butuh sentuhan pemerintah pusat, mulai dari bidang infrastruktur, ekonomi, dan bidang lainnya, tutur walinagari durian tinggi Ardi Elis,SH.
