Berbagai kritik, bully dan celaan kepada Prabowo Subianto muncul di dunia maya tak menjadikan sang Jendral patah semangat dan tergoyang. Prabowo menganggap itu adalah hal yang biasa; setiap langkah kakinya hanya satu tujuan untuk bersama-sama dan bekerjasama membangun negeri ini.
Banyak yang menganjurkan untuk membalas kritik, bully, celaan dan bahkan sampai ke caci-makian kepada Prabowo, namun Prabowo selalu mengenyampingkan hal tersebut; “tak perlu dibalas”, kita harus balas selalu dengan kebaikan kepada siapa saja.
” Kamu dijelek-jelekin, biasa. Orang jelekin kamu, udahlah. Semakin kau dijelekin, semakin kamu baik. Nah itu ilmu susah kan. Terserah dia mau belajar atau tidak ,” ujar Prabowo dalam video berdurasi sekitar 15 detik yang diunggah akun Instagram @indonesiaadilmakmur.
Pepatah mengatakan, ” jika kamu ingin meludahi langit maka ludah itu akan jatuh mengotori dirimu sendiri. . ” Ketika kita belum bisa memberi, setidaknya janganlah mengambil. Saat kita tidak bisa membahagiakan, jangan membuatnya sedih. Ketika sulit untuk menghargai, setidaknya jangan menghina. Di kala kita tidak bisa memuji, janganlah menghujat dan menebar kebencian,”
Prabowo Subianto dapat dikatakan memiliki hati setengah dewa dalam menghadapi segala serangan lawan politik, khususnya, merendahkan orang lain sekalipun musuh besar, pantang dilakukannya. Bahkan ketika ada yang mencoba mendukung atau semacam ‘carmuk’ kepada Prabowo dengan menihilkan pihak lain adalah penyesatan strategi yang tidak pantas.
Hanya satu tujuan; “ mari kita bersama-sama bekerja melalui konsep kerjasama untuk Indonesia Raya yang lebih baik”, yang selalu dikumandangkan Prabowo.
Menurut Georg Wilhelm Friedrich Hegel tidak ada satu kebenaran yang absolut karena berlaku hukum dialektik, yang absolut hanyalah semangat revolusionernya; itulah Prabowo .